Senin, 27 Agustus 2012

Ringkasan Film Perahu Kertas


Pernah baca novel perahu kertas? Hmm jujur, buku ini adalah buku yang bikin gw dan Mega jadi deket. Abis baca buku buku ini, kita jadian. Hehee… jadi gimana yah,buku ini memiliki emang memiliki kenangan tersendiri. Jadi dulu, pas ngedeketin Mega, gw pinjemin Novel Test Pack gw dan dia pinjemin Perahu Kertasnya. Nah kebetulan, kedua buku tersebut di bikin filmnya. Dan keduanya, dalam waktu beredekatan…hmmm jodoh? Amin. Namun bukan itu yang mau gw bahas, gw mau bahas cerita di film ini.

Perahu Kertas

Sebelumnya gw mau ngutip hasil ReTweetnya @nsiskaa yang bunyinya "Film ke buku, buku ke film. Medianya saja sudah berbeda. mau dimiripin setengah mati sekalipun, ya nggak akan bisa sama". Yak, gw rasa itu adalah perkataan yang pas. Karena gw dan Mega merasakan hal yang sama akan film ini pas gw tonton ini di salah satu bioskop di Bekasi.

Di hari terakhir liburan Lebaran, gw akhirnya memutuskan untuk memanfaatkannya dengan nonton. Apalagi setelah tahu kalau di mol tersebut, nonton film Indonesia hanya Rp. 15.000. murah kan? Well, di pondok aja Rp. 25.000. wkwkwk. Perjalanan dari rumah ke rumah Mega dan ke mol gw lalui dengan sangat lancar. Jadi meski agak-agak mepet, namun its oke, jalan lancar jaya. Gw masih ontime. Pas mau beli tiket, gw akuin tempatnya udah penuh. Gw ambil posisi atas, yaitu di B. nah film pun dimulai.

Film dimulai dengan perkenalan si Kugy yang diperankan oleh Maudy Ayunda. Si pemeran Kugy menurut gw pas. Gak putih gak cantik, tapi manis dan enak dilihat. Karakter Kugy yang berantakan bisa enak sama dia. Abis itu perkenalan si Noni yang diperankan oleh Sylvia Rully R dan pacarnya Eko yang diperankan oleh Fauzan Smith. perkenalan ini sekaligus merangkum beberapa poin yang ada dibuku menjadi jauh lebih singkat dibanding dengan di novel. Agak sedikit ‘gimana’ gitu. Tapi yowis lah. Yang paling menarik dalam pembukaan ini adalah, pas Eko disuruh cepet – cepet sama si Noni.

“Iya ini juga dah ngebut ini” ucap Eko dengan mobil yang, mmmh, di dorong. Sumpah ngakak gw.
Pertemuan Keenan yang diperankan oleh Adipati Dolken dan Kugy pun dipercepat jadi keawal. Beberapa poin jadi agak lebih menyentak kedepan seperti saat Kugy memberikan buku dongengnya ke Keenan. Yups, ini agak terlalu cepet emang tapi poinnya dapet. Apalagi pas Kenaan baca dongengnya Kugy dan bikinin gambar buat dia. Abis itu dia nyerahin gambarnya ke Kugy

“Ini boleh gw pinjem?” ucap Kugy.
“Ini emang buat elo” ujar Keenan.

Belakangan Keenan baru tahu baru tahu kalo Kugy dah punya pacar. Yups, pacarnya Kugy, Ojos yang diperankan oleh Dion Wiyoko, dateng ke Bandung. Tak sengaja, Keenan liat Kugy lagi pacaran di kafe pas Keenan, Eko dan Noni lagi jalan-jalan

“Itu Kugy” ucap Keenan sambil nunjuk kea rah kafe. Disana ada Kudy dan Ojos lagi makan.
“Iya, dia lagi naik kasta” ungkap eko dan noni. Dan Keenan pun diam.

yang ini bikin mupeng

Beberapa adegan kemudian adalah saat si Kugy  ke Jakarta. Dia ketemu sama Keenan di kereta. Keenan yang tertidur selama perjalanan terbangun saat kereta berhenti di salah satu stasiun akbiat longsor. Dia yang menemui kursi Kugy yang telah kosong, akhirnya ia memutuskan untuk jalan-jalan menyusuri rel. pas nyusurin rel, dia ketemu Kugy dan membahas mengenai cerpen Kugy yang masuk ke majalah. Keenan tidak suka sama cerpennya. Sayang, diadegan ini berbeda dengan yang di novel. Tapi ya balik lagi ya, kita lagi bahas filmnya, bukan bukunya. Hohoho.

Pas ketemu di rel kereta


Memasuki pertengahan film, drama mulai terasa lebih ngalir. Keenan diperkenalkan oleh Wanda yang diperankan oleh Kimberly Ryder, kurator lukisan sekaligus sodaranya Keenan. Noni pengen jodohin si Keenan dengan Wanda. Alhasil, menimbulkan kecemburuan di pihak Kugy. Sebagai kurator, Wanda melihat bakat si Keenan akan seni lukis. Ia pun menawarkan untuk menjual lukisan Keenan di galeri bapaknya.
Nah, pas pamerannya digelar, temen-temennya Keenan hadir. Kecuali Kugy. Dia dah sampe sih didepan galerinya, tapi dia melihat kedekatan Keenan dengan Wanda. Akhirnya dia memutuskan untuk tidak hadir. Dengan menanggung rasa kegalauan yang membuncah, ia pun akhirnya memutuskan untuk mengajar di sekolah darurat didaerah yang tepencil.

Kesibukan yang memang disengaja pun akhirnya membuat Kugy menjadi menjauh dengan teman temannya. Well, dia memang sibuk untuk menghindari temen-temennya sih ya?Puncaknya adalah saat dia tidak menghadiri pesta ulang tahunnya Noni. Akibatnya, Noni pun mengamuk dan yah, gitu deh.. persahabatan mereka pun luluh lantak.

Dilain pihak, Keenan merasa berhasil karena lukisan nya sold out. Ia memutuskan untuk berhenti kuliah dan laporan sama bapaknya. Hasilnya? Layaknya Malin Kundang, Keenan pun diusir dari rumah. Ditengah pengusiran tersebut, ia tetap menghadiri ke ultahnya si Noni. Dan konflik Keenan pun dimulai. Wanda yang mabuk dibawa Keenan ke kamar. Dikamar ini, Wanda ngamuk karena Keenan tidak juga merespon cintanya. Kalap, mabuk dan emosi rupanya tidak hanya buruk untuk kesehatan tapi juga buruk untuk untuk kehidupan. Wanda melempar lukisan Keenan yang disembunyikan di kolong kasurnya ke Keenan. Iyah, Wanda rupanya yang telah membeli semua lukisan Keenan. Keenan mengamuk, ambil lukisan dan meninggalkan Wanda sambil berkata

“Kamu bisa membeli lukisan aku, tapi kamu gak bisa membeli aku” ujarnya sambil lalu. Ditengah kegalauan, ia menemui Kugy di sekolah darurat. Disini Keenan diberi kan buku dongeng oleh Kugy yang terinspirasi oleh sekolah daruratnya, Sekolah Alit. Dan disini juga, Keenan mengatakan untuk berhenti melukis. Kugy kecewa sampe nangis dan akhirnya Cuma bisa meninggalkan Keenan dengan kecewa.

“Ternyata gw terlalu tinggi menilai elo” ujar Kugy.  

Kugy kasih buku dongeng ke Keenan


Dan Keenan pun akhirnya memutuskan untuk tinggal di Bali bersama Pak Wayan yang diperankan oleh Tio Pakusadewo. Disini Keenan berusaha untuk mendapatkan kemampuan melukisnya yang telah direnggut oleh keadaan. Namun rupanya sulit. Ia hanya menemukan sebuah kanvas putih. Nah, disini Keenan bertemu dengan Luhde yang diperankan oleh Elyzia Mulachela. Luhde lah yang selalu menemani Keenan setiap pagi. Perlahan namun pasti, Keenan kembali melukis. Lukisannya, terinspirasi dari dongeng Kugy mengenai Sekolah darurat Kugy. Lukisannya pun berhasil menarik minat salah seorang pembeli, yaitu Remi yang diperankan oleh Reza Rahardian.

Lukisan yang di beli Remi


Disisi lain, Kugy pun hidupya mulai berantakan. Ia akhirnya putus dari Ojos akibat mangkir dari janjinya. Si Kugy sudah janji untuk liburan ke Bali sama Ojos (Iyah, enak banget ya liburannya, gw mau liburan sama pacar gw ke Puncak aja gak bisa bisa) namun rupanya jadwal keberangkatannya bentrok sama lombanya Sekolah Alit.

“Kita buat simple, kamu besok aku tunggu di Bandara. Kalo kamu gak dateng, maka udah gak ada lagi yang peru kita bicarakan” ucap Ojos.

Dan yah, Kugy lebih memilih Sekolah Alit dari pada Ojos. Andai itu adalah kenyataan, maka gw kasian sama Ojosnya. Kasian nunggung, bawa tiket lebih macam calo lagi nawarin tiket.. wkwkwk…sepeninggal Ojos, Kugy lebih konsentrasi kuliah dan jeng jeng jeng, Kugy lulus kuliah. Ia pun magang di salah satu kantor iklan bernama Advocado. Siapa pemiliknya? Namanya Remi. Haha.

Setelah melalui perjuangan sebagai pegawai kasta terendah, yaitu anak magang, ia pun berhasil menelurkan ide brilian untuk sebuah iklan. Dan ia pun menjadi pegawai tetap. Nah, belakangan, Noni pun akhirnya sadar akan kesalahan yang menyebabkan hubungannya dengan Kugy retak. Ia menemukan buku dongengnya Kugy yang buat Keenan. Dari sini, penyesalan pun datang. Ia memutuskan untuk minta maaf sama Kugy dan lain sebagainya.

Disisi lain, Keenan pun telah menjadi pelukis yang dikagumi. Sayang, bapaknya kena stroke. Ia pun memutuskan kembali ke Jakarta dan memimpin perusahaan bapaknya. 1 poin penting, perusahaan tekor hingga lebih dari Rp. 200.000 dolar. Banyak yee? Rumah gw aja gak sampe 200.000 dolar. wkwkwk

Keenan yang kembali ke peradaban pun akhirnya bertemu kembali sama si Eko. Rupanya si Eko sama Noni mau nikah. Pas Keenan menjadi pendamping, si Kugy dateng telat dan akhirnya mereka ketemu. Cerita belum selesai kawan. Si Eko rupanya salah mulu tuh pas Akad. Akhirnya pas ketiga, Eko berhasil mengucapkan dengan benar. Kalo diliat sih lucu, tapi kalo dalam dunia nyata, itu serem banget lho.

Si Keenan dan Kugy pun mulai ngobrol, tapi tidak terlalu ditekankan disini. Toh mereka punya kehidupannya masing. Film pun berakhir saat Kugy mencium Remi pas malam tahun baru. Yups, mereka jadian, dan film pun bersambung.

Secara keseluruhan filmnya sih bagus, tapi kalo lo dah baca bukunya, gw rasa agak sulit untuk terima kalo filmnya terbagi dua. Soalnya beberapa adegan udah dipotong dari pertama film dimulai. Tapi balik lagi ke awal, medianya aja udah beda, mau disamain setengah mati juga tetep aja beda. Iya gak? Apalagi yang sutradarain si Hanung, jadi meski beda, gw rasa point-point nya masih bisa didapatkan, hal yang mungkin tidak bisa didapatkan bila yang sutradarain adalah orang lain.oh ya, yang paling gw sukai di fim ini adalah detail-detailnya. mulai dari uang sampai HP, semua disesuaikan dengan tahun kapan cerita bergulir, yaitu tahun 1999 dan 2003. saking detilnya gw ampe penasaran, masa gak ada yang miss sih? dan akhirnya setelah gw pelototin gw menemui hal detil kecil yang miss, yaitu plat mobil. plat mobilnya berakhir tahun 2012. padahal cerita diambil tahun 1999 dan 2003 sedangkan plat harus diganti tiap 5 tahun. wkwkwk...  Ya udah itu aja dulu. Kalo mau nonton, nonton aja.. keren kok. Insya Allah gak nyesel.

Maudy Ayunda sebagai Kugy
Adipati Dolken sebagai Keenan
Reza Rahardian sebagai Remi
Elyzia Mulachela sebagai Luhde
Kimberly Ryder sebagai Wanda
Sylvia Fully R sebagai Noni
Fauzan Smitih sebagai Eko
Tio Pakusadewo sebagai Pak Wayan
Ben Kasyafani sebagai Karel

Sumber: Tempo.com, hiburan.plasa.msn.com, fimroll.com, kawankumagz.com

20 komentar:

  1. hahahha iya ya, apalagi hape nokia super jadul yang bisa buat gebuk maling itu. Hanung ngebet banget ya, sampe nyari gituan. wkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. beuh banget.. gilak itu Hanungnya. luar binasa... masih bisa aktif lagi. keren.. salut

      Hapus
  2. Balasan
    1. baca deh...mmh, lebih keren bukunya sih menurutku

      Hapus
  3. aku penasaran sama peran pak hanung bramantyo yang jadi pria melambai :D

    Belum liat filmnya, cari dvd nya aah :D

    BalasHapus
  4. murah ya 25, masa di mall daerah Tangerang 40ribu film Indonesia maupun luar ._.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iy,alhamdulillah murah. 40rb? kok mahal amat yah? dimananya emang?

      Hapus
  5. wah mantap... jangan lupa berkunjung sobat... di www.martapane.com

    BalasHapus
  6. waaah, jadi makin penasaran sama filmnya. belum baca bukuya juga. hiks :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. mending nonton dulu, baru baca.. biar nanti lebih puas

      Hapus
  7. belom pernah baca buku dan nonton pelemnya, nunggu DVDnya aja deh. btw murah amat nonton 15 ribu -_-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, di Blitz lagi promo film nasional. jangan yang bajakan yak

      Hapus
  8. Bagus artikelnya.
    Aku nonton sama anak istri dan semua puas tak terkira.

    Salam sehati

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasihl. oh nonton sekeluarga? pas emang buat ditonton sama keluarga. gak kayak film horor

      Hapus
  9. AAARRRGGHHH...gua suka banget sama novelnya dan kemaren ga sempet nonton filmnya sebelum berangkat ke Cina T.T

    BalasHapus
    Balasan
    1. rugi lo kalo gak nonton... You Tube aja daaah...

      Hapus
  10. Wah jadi pengen nonton ceritanya

    BalasHapus