Selasa, 01 November 2011

Awal November Yang Penuh Drama

awan menggantung dilangit Jakarta, menggoda warganya yang tinggal dibawah untuk semakin meringkuk dibalik selimut mereka. namun tidak bagi sebagian orang yang harus menantang hawa untuk menjahit benang kehidupan. dan sebagian kecil dari mereka, ada dikantorku, dan termasuk juga aku.

namun awan yang menggantung kali itu bukan hanya menggantung dilangit tapi juga di hatiku. keruh merengkuh asa yang aku tanam penuh doa. hari ini, 1 november 2011, 1-11-11, angka cantik, namun tidak bagiku.

sudah sejak kemarin posisiku dikantor goyang, menggantung tanpa kepastian. seharian tanpa ada liputan membuatku layaknya tanaman yang tak sedap dipandang. hanya memenuhi sudut meja tanpa ada yang menghiraukan. sebuah keadaan yang yah,,,tidak menyenangkan.

aku menunggu bos aku datang, lama. sekertarisnya bilang, aku dijadwalkan untuk menghadap pukul 9.30, namun hingga pukul 15.00 belum bisa aku bertemu dengan beliau. hal yang berbeda dialami oleh manager marketing. mereka berdua bertemu dengan sang bos lebih awal. pukul 15.30, saat aku melihat mereka, wajahnya tidak enak. aku tidak tahu knp. apa mungkin mereka sudah tau aku akan dipecat?aku bahkan belum menerima kepastian dari bos aku..lantas, kenapa mereka sudah?

kebingunganku terjawab saat aku keruangan mereka, sekali lagi. sekedar ingin lewat, ingin berjalan tanpa tujuan. kebiasaan burukku jika sedang banyak pikiran. ternyata, mereka diminta untuk resign. aku kaget. bagaimana tidak, dalam 1 hari ada 3 orang yang harus keluar? sungguh gila! apa lagi mereka berdua adalah tandemku, panutanku dan juga guruku. dari mana aku belajar jika tidak dari mereka? kaget, sungguh aku kaget...namun yah, aku juga tidak bisa berbuat apa-apa...

setelah melepas mereka, giliran aku yang menghadap bos. aku siap dengan kemungkinan yang terburuk. yah, rekan, tandem sekaligus mentorku sudah tidak ada, apa lagi yang aku harapkan? namun aku tetap pada pendirianku, aku akan berikan 3 opsi kepada bos aku.

***

ruangan kaca itu terasa pengap dengan asbak di satu sudutnya dan komputer LCD hitam berdiri kokoh di sudut satunya. yah, itulah ruangan bos ku, sebuah ruang kaca yang 9 bulan lalu menjadi saksi bisu saat aku diterima bekerja. juga saksi bisu atas pemecatan karyawan beberapa saat sebelumnya.

"tulisan kamu kurang, hari ini adalah hari terakhir km bekerja disini....." bos aku mulai membahas...entah kenapa, aku telah siap. kata-kata beliau cukup membuat hati tenang namun tetap, aku tidak tenang. saat ia menyelesaikan kalimatnya, aku pun langsung menjawab

"saya ada pilihan untuk bapak. pertahankan saya 3 bulan agar saya bisa genap 1 tahun disini, atau pilihan kedua beri saya kesempatan 1 bulan untuk memperbaiki diri, atau pilihan ketiga, cut saya sekarang namun dengan cara saya yang resign. saya masuk baik baik, dan saya ingin keluar baik baik"

beliau berpikir dan alhamdulillah memilih opsi kedua. aku merasa sedikit lega, karena setidaknya aku masih diberi napas walau tekananku akan menjadi 2 kali lipat. berada dalam pengawasan dan dengan pemecatan yang mengejar, bukanlah sesuatu yang menyenangkan. tapi yang aku tahu, aku tidak boleh mengecewakan. meski aku akan gagal, dan kemungkinan besar gagal, namun aku tidak mau berakhir dengan keputus-asaan. aku ingin mencobanya sekali.

aku tidak akan berharap banyak kali ini, tulisanku memang mentah, namun bukan berarti aku telah menyerah. entah apa yang akan terjadi besok, namun aku ingin melakukan yang terbaik, meski itu adalah yang terakhir di kantor ini. itu yakinku.

keluar dari ruangan, aku langsung mengabarkan berita tersebut kepada keluarga, pacar dan sahabatku. meski mereka tulus mendukungku, namun aku tidak terlalu bahagia..tekanan yang aku rasakan kini makin menghimpit. entah aku bisa lepas, atau malah berhenti ditengah jalan. tapi setidaknya, masih ada harapan didepan.

Untuk Pak Dondi dan Pak Ian. terima kasih atas pelajarannya selama ini...saya masih butuh anda untuk mengembangkan diri. mohon bantuannya