Pernah baca novel perahu kertas? Hmm jujur, buku ini adalah
buku yang bikin gw dan Mega jadi deket. Abis baca buku buku ini, kita jadian.
Hehee… jadi gimana yah,buku ini memiliki emang memiliki kenangan tersendiri.
Jadi dulu, pas ngedeketin Mega, gw pinjemin Novel Test Pack gw dan dia pinjemin
Perahu Kertasnya. Nah kebetulan, kedua buku tersebut di bikin filmnya. Dan
keduanya, dalam waktu beredekatan…hmmm jodoh? Amin. Namun bukan itu yang mau
gw bahas, gw mau bahas cerita di film ini.
|
Perahu Kertas |
Sebelumnya gw mau ngutip hasil ReTweetnya
@nsiskaa yang
bunyinya "Film ke buku, buku ke film. Medianya saja sudah berbeda. mau dimiripin setengah mati sekalipun, ya nggak akan bisa sama". Yak, gw rasa itu adalah perkataan yang pas.
Karena gw dan Mega merasakan hal yang sama akan film ini pas gw tonton ini di
salah satu bioskop di Bekasi.
Di hari terakhir liburan Lebaran, gw akhirnya memutuskan
untuk memanfaatkannya dengan nonton. Apalagi setelah tahu kalau di mol
tersebut, nonton film Indonesia hanya Rp. 15.000. murah kan? Well, di pondok
aja Rp. 25.000. wkwkwk. Perjalanan dari rumah ke rumah Mega dan ke mol gw lalui
dengan sangat lancar. Jadi meski agak-agak mepet, namun its oke, jalan lancar
jaya. Gw masih ontime. Pas mau beli tiket, gw akuin tempatnya udah penuh. Gw
ambil posisi atas, yaitu di B. nah film pun dimulai.
Film dimulai dengan perkenalan si Kugy yang diperankan oleh
Maudy Ayunda. Si pemeran Kugy menurut gw pas. Gak putih gak cantik, tapi manis
dan enak dilihat. Karakter Kugy yang berantakan bisa enak sama dia. Abis itu
perkenalan si Noni yang diperankan oleh Sylvia Rully R dan pacarnya Eko yang
diperankan oleh Fauzan Smith. perkenalan ini sekaligus merangkum beberapa poin
yang ada dibuku menjadi jauh lebih singkat dibanding dengan di novel. Agak
sedikit ‘gimana’ gitu. Tapi yowis lah. Yang paling menarik dalam pembukaan ini
adalah, pas Eko disuruh cepet – cepet sama si Noni.
“Iya ini juga dah ngebut ini” ucap Eko dengan mobil yang,
mmmh, di dorong. Sumpah ngakak gw.
Pertemuan Keenan yang diperankan oleh Adipati Dolken dan
Kugy pun dipercepat jadi keawal. Beberapa poin jadi agak lebih menyentak
kedepan seperti saat Kugy memberikan buku dongengnya ke Keenan. Yups, ini agak
terlalu cepet emang tapi poinnya dapet. Apalagi pas Kenaan baca dongengnya Kugy
dan bikinin gambar buat dia. Abis itu dia nyerahin gambarnya ke Kugy
“Ini boleh gw pinjem?” ucap Kugy.
“Ini emang buat elo” ujar Keenan.
Belakangan Keenan baru tahu baru tahu kalo Kugy dah punya
pacar. Yups, pacarnya Kugy, Ojos yang diperankan oleh Dion Wiyoko, dateng ke Bandung.
Tak sengaja, Keenan liat Kugy lagi pacaran di kafe pas Keenan, Eko dan Noni
lagi jalan-jalan
“Itu Kugy” ucap Keenan sambil nunjuk kea rah kafe. Disana ada
Kudy dan Ojos lagi makan.
“Iya, dia lagi naik kasta” ungkap eko dan noni. Dan Keenan
pun diam.
|
yang ini bikin mupeng |
Beberapa adegan kemudian adalah saat si Kugy ke Jakarta. Dia ketemu sama Keenan di kereta.
Keenan yang tertidur selama perjalanan terbangun saat kereta berhenti di salah
satu stasiun akbiat longsor. Dia yang menemui kursi Kugy yang telah kosong, akhirnya
ia memutuskan untuk jalan-jalan menyusuri rel. pas nyusurin rel, dia ketemu
Kugy dan membahas mengenai cerpen Kugy yang masuk ke majalah. Keenan tidak suka
sama cerpennya. Sayang, diadegan ini berbeda dengan yang di novel. Tapi ya
balik lagi ya, kita lagi bahas filmnya, bukan bukunya. Hohoho.
|
Pas ketemu di rel kereta |
Memasuki pertengahan film, drama mulai terasa lebih ngalir.
Keenan diperkenalkan oleh Wanda yang diperankan oleh Kimberly Ryder, kurator
lukisan sekaligus sodaranya Keenan. Noni pengen jodohin si Keenan dengan Wanda.
Alhasil, menimbulkan kecemburuan di pihak Kugy. Sebagai kurator, Wanda melihat
bakat si Keenan akan seni lukis. Ia pun menawarkan untuk menjual lukisan Keenan
di galeri bapaknya.
Nah, pas pamerannya digelar, temen-temennya Keenan hadir. Kecuali
Kugy. Dia dah sampe sih didepan galerinya, tapi dia melihat kedekatan Keenan
dengan Wanda. Akhirnya dia memutuskan untuk tidak hadir. Dengan menanggung rasa
kegalauan yang membuncah, ia pun akhirnya memutuskan untuk mengajar di sekolah
darurat didaerah yang tepencil.
Kesibukan yang memang disengaja pun akhirnya membuat Kugy
menjadi menjauh dengan teman temannya. Well, dia memang sibuk untuk menghindari
temen-temennya sih ya?Puncaknya adalah saat dia tidak menghadiri pesta ulang
tahunnya Noni. Akibatnya, Noni pun mengamuk dan yah, gitu deh.. persahabatan
mereka pun luluh lantak.
Dilain pihak, Keenan merasa berhasil karena lukisan nya sold
out. Ia memutuskan untuk berhenti kuliah dan laporan sama bapaknya. Hasilnya? Layaknya Malin Kundang, Keenan pun diusir dari rumah. Ditengah pengusiran tersebut, ia
tetap menghadiri ke ultahnya si Noni. Dan konflik Keenan pun dimulai. Wanda
yang mabuk dibawa Keenan ke kamar. Dikamar ini, Wanda ngamuk karena Keenan
tidak juga merespon cintanya. Kalap, mabuk dan emosi rupanya tidak hanya buruk untuk
kesehatan tapi juga buruk untuk untuk kehidupan. Wanda melempar lukisan Keenan yang disembunyikan di kolong kasurnya ke Keenan. Iyah, Wanda rupanya yang telah
membeli semua lukisan Keenan. Keenan mengamuk, ambil lukisan dan meninggalkan
Wanda sambil berkata
“Kamu bisa membeli lukisan aku, tapi kamu gak bisa membeli
aku” ujarnya sambil lalu. Ditengah kegalauan, ia menemui Kugy di sekolah
darurat. Disini Keenan diberi kan buku dongeng oleh Kugy yang terinspirasi oleh
sekolah daruratnya, Sekolah Alit. Dan disini juga, Keenan mengatakan untuk
berhenti melukis. Kugy kecewa sampe nangis dan akhirnya Cuma bisa meninggalkan
Keenan dengan kecewa.
“Ternyata gw terlalu tinggi menilai elo” ujar Kugy.
|
Kugy kasih buku dongeng ke Keenan |
Dan Keenan pun akhirnya memutuskan untuk tinggal di Bali
bersama Pak Wayan yang diperankan oleh Tio Pakusadewo. Disini Keenan berusaha
untuk mendapatkan kemampuan melukisnya yang telah direnggut oleh keadaan. Namun rupanya
sulit. Ia hanya menemukan sebuah kanvas putih. Nah, disini Keenan bertemu
dengan Luhde yang diperankan oleh Elyzia Mulachela. Luhde lah yang selalu
menemani Keenan setiap pagi. Perlahan namun pasti, Keenan kembali melukis. Lukisannya,
terinspirasi dari dongeng Kugy mengenai Sekolah darurat Kugy. Lukisannya pun
berhasil menarik minat salah seorang pembeli, yaitu Remi yang diperankan oleh
Reza Rahardian.
|
Lukisan yang di beli Remi |
Disisi lain, Kugy pun hidupya mulai berantakan. Ia akhirnya
putus dari Ojos akibat mangkir dari janjinya. Si Kugy sudah janji untuk liburan
ke Bali sama Ojos (Iyah, enak banget ya liburannya, gw mau liburan sama pacar gw
ke Puncak aja gak bisa bisa) namun rupanya jadwal keberangkatannya bentrok sama
lombanya Sekolah Alit.
“Kita buat simple, kamu besok aku tunggu di Bandara. Kalo kamu
gak dateng, maka udah gak ada lagi yang peru kita bicarakan” ucap Ojos.
Dan yah, Kugy lebih memilih Sekolah Alit dari pada Ojos. Andai
itu adalah kenyataan, maka gw kasian sama Ojosnya. Kasian nunggung, bawa tiket
lebih macam calo lagi nawarin tiket.. wkwkwk…sepeninggal Ojos, Kugy lebih
konsentrasi kuliah dan jeng jeng jeng, Kugy lulus kuliah. Ia pun magang di
salah satu kantor iklan bernama Advocado. Siapa pemiliknya? Namanya Remi. Haha.
Setelah melalui perjuangan sebagai pegawai kasta terendah,
yaitu anak magang, ia pun berhasil menelurkan ide brilian untuk sebuah iklan. Dan
ia pun menjadi pegawai tetap. Nah, belakangan, Noni pun akhirnya sadar akan
kesalahan yang menyebabkan hubungannya dengan Kugy retak. Ia menemukan buku
dongengnya Kugy yang buat Keenan. Dari sini, penyesalan pun datang. Ia memutuskan
untuk minta maaf sama Kugy dan lain sebagainya.
Disisi lain, Keenan pun telah menjadi pelukis yang dikagumi.
Sayang, bapaknya kena stroke. Ia pun memutuskan kembali ke Jakarta dan memimpin
perusahaan bapaknya. 1 poin penting, perusahaan tekor hingga lebih dari Rp.
200.000 dolar. Banyak yee? Rumah gw aja gak sampe 200.000 dolar. wkwkwk
Keenan yang kembali ke peradaban pun akhirnya bertemu
kembali sama si Eko. Rupanya si Eko sama Noni mau nikah. Pas Keenan menjadi
pendamping, si Kugy dateng telat dan akhirnya mereka ketemu. Cerita belum
selesai kawan. Si Eko rupanya salah mulu tuh pas Akad. Akhirnya pas ketiga, Eko
berhasil mengucapkan dengan benar. Kalo diliat sih lucu, tapi kalo dalam dunia
nyata, itu serem banget lho.
Si Keenan dan Kugy pun mulai ngobrol, tapi tidak terlalu
ditekankan disini. Toh mereka punya kehidupannya masing. Film pun berakhir saat
Kugy mencium Remi pas malam tahun baru. Yups, mereka jadian, dan film pun
bersambung.
Secara keseluruhan filmnya sih bagus, tapi kalo lo dah baca
bukunya, gw rasa agak sulit untuk terima kalo filmnya terbagi dua. Soalnya
beberapa adegan udah dipotong dari pertama film dimulai. Tapi balik lagi ke awal, medianya aja
udah beda, mau disamain setengah mati juga tetep aja beda. Iya gak? Apalagi
yang sutradarain si Hanung, jadi meski beda, gw rasa point-point nya masih bisa
didapatkan, hal yang mungkin tidak bisa didapatkan bila yang sutradarain adalah orang lain.oh ya, yang paling gw sukai di fim ini adalah detail-detailnya. mulai dari uang sampai HP, semua disesuaikan dengan tahun kapan cerita bergulir, yaitu tahun 1999 dan 2003. saking detilnya gw ampe penasaran, masa gak ada yang miss sih? dan akhirnya setelah gw pelototin gw menemui hal detil kecil yang miss, yaitu plat mobil. plat mobilnya berakhir tahun 2012. padahal cerita diambil tahun 1999 dan 2003 sedangkan plat harus diganti tiap 5 tahun. wkwkwk... Ya udah itu aja dulu. Kalo mau nonton, nonton aja.. keren kok. Insya Allah gak nyesel.
Maudy Ayunda sebagai Kugy
Adipati Dolken sebagai Keenan
Reza Rahardian sebagai Remi
Elyzia Mulachela sebagai Luhde
Kimberly Ryder sebagai Wanda
Sylvia Fully R sebagai Noni
Fauzan Smitih sebagai Eko
Tio Pakusadewo sebagai Pak Wayan
Ben Kasyafani sebagai Karel
Sumber: Tempo.com, hiburan.plasa.msn.com, fimroll.com, kawankumagz.com